Model ialah suatu gambaran yang
sistematis dan abstrak, di mana menggambarkan potensi-potensi tertentu yang
berkaitan dengan berbagai aspek dari sebuah proses (book, 1980).
Ada juga yang menggambarkan model
sebagai cara untuk menunjukan sebuah objek, dimana di dalamnya dijelaskan
kompleksitas suatu proses, pemikiran, dan hubungan antara unsure-unsur yang
mendukung.
Model dibangun agar kita dapat
mengindentifikasi, mengambarkan atau mengategorisasikan komponen-komponen yang
relavan dari suatu proses. Sebuah model dapat dikatakan
sempurna, jika ia mampu memprlihatkan semua aspek-aspek yang mendukung
terjadinya sebuah proses. Misalnya dapat melakukan spesifikasi dan menunjukan
kaitan antara satukomponen-komponen lainnya dalam suatu proses, serta
keberadaannya dapat ditunjukan secara nyata.
Model komunikasi ada tiga model yakni :
Ø Model Analisis Dasar Komunikasi
Model ini dinilai sebagai model
klasik atau model pemula komunikasi yang dikembangkan sejak Aristoteles,
kemudian Laswell hingga Shannon dan Weaver.
Aristoteles
yang hidup pada saat komunikasi retorika sangat berkembang di Yunani, terutama
keterampilan orang membuat pidato pembelaan dimuka pengadilan dan rapat-rapat
umum yang dihadiri oleh rakyat. Atas dasar itu, Aristoteles membuat model komunikasi
yang terdiri atas tiga unsur, yakni:
Model komunikasi yang dibuat
Aristoteles belum menempatkan unsur media dalam proses komunikasi. Hal ini bisa
dimengerti, karena retorika pada masa Aristoteles merupakan seni keterampilan
komunikasi yang sangat popular. Media seperti surat kabar, radio, dan televise
belum tersedia.
Model
komunikasi yang dibuat Aristoteles telah mempengaruhi Harold D. Laswell, yang
kemudian membuat model komunikasi yang dikenal dengan formula Laswell.
Tahun 1949, dua
orang insinyur listrik Claude E. Shannon dan Warren Weaver, berhasil
menerbitkan buku The Mathematical Theory of Communication atas dana
Rockefeller Foundation. Kedua insinyur yang bekerja di laboratorium elektronik
Bell ini, mencoba mendiskusikan sebuah model komunikasi yang nantinya banyak
member pengaruh terhadap peneliti-peneliti komunikasi.
Dalam studi yang
mereka lakukan, kedua tokoh ini tertarik pada hal-hal yang berkaitan dengan
pengiriman pesan melalui saluran-saluran elektronik seperti telepon dan radio
dari segi teknik, mereka menanyakan berapa banyak signal (pesan) yang bisa
dipancarkan pada titik maksimum secara cermat dan teliti. Juga ditanyakan
seberapa banyak signal yang rusak karena gangguan selama proses pengiriman
sampai kepada penerima.
Pada gambar menunjukkan proses
komunikasi dimulai dari sumber yang menciptakan pesan, kemudian ditransmit
melalui saluran kawat atau gelombang udara. Pesan ditangkap oleh pesawat
penerima yang merekonstruksi kembali sinyal itu sampai kepada tujuannya (destination).
Tujuan di sini adalah penerima yang menjadi sasaran pesan.
Dalam proses
komunikasi yang digambarkan Shannon, salah satu unsur yang cukup penting ialah
gangguan (noise). Gangguan disini menunjukkan adanya rintangan yang terjadi pada
saluran, sehingga menghasilkan pesan yang berbeda seperti yang di transmit oleh
sumber. Misalnya suara gesekan diradio atau terlalu banyak bunyi yang bordering
di telepon sehingga pendengar menerima pesan tidak sempurna.
Meski model matematik ini sebelumnya dinilai sebagai model
komunikasi linear untuk keperluan jaringan telekomunikasi, tetapi makin lama
makin diakui bahwa model ini dapat diterapkan dalam proses komunikasi
antarmanusia (Miller dan Cherry dalam Schramm, 1971). Bahkan Johnson dan Klare
(1961) mengakui bahwa model komunikasi yang dibuat oleh Shannon dan Weaver
telah memberi motivasi dikalangan ilmuwan di bidang komunikasi dan juga ilmu
sosial lainnya untuk merumuskan pemikiran mereka dalam bentuk model.
0 komentar:
Posting Komentar