Pages

Sabtu, 05 September 2015

MODEL KOMUNIKASI


Model ialah suatu gambaran yang sistematis dan abstrak, di mana menggambarkan potensi-potensi tertentu yang berkaitan dengan berbagai aspek dari sebuah proses (book, 1980).
Ada juga yang menggambarkan model sebagai cara untuk menunjukan sebuah objek, dimana di dalamnya dijelaskan kompleksitas suatu proses, pemikiran, dan hubungan antara unsure-unsur yang mendukung.
Model dibangun agar kita dapat mengindentifikasi, mengambarkan atau mengategorisasikan komponen-komponen yang relavan dari suatu proses. Sebuah model dapat dikatakan sempurna, jika ia mampu memprlihatkan semua aspek-aspek yang mendukung terjadinya sebuah proses. Misalnya dapat melakukan spesifikasi dan menunjukan kaitan antara satukomponen-komponen lainnya dalam suatu proses, serta keberadaannya dapat ditunjukan secara nyata.
Model komunikasi ada tiga model yakni :
Ø  Model Analisis Dasar Komunikasi
Model ini dinilai sebagai model klasik atau model pemula komunikasi yang dikembangkan sejak Aristoteles, kemudian Laswell hingga Shannon dan Weaver.

    Aristoteles yang hidup pada saat komunikasi retorika sangat berkembang di Yunani, terutama keterampilan orang membuat pidato pembelaan dimuka pengadilan dan rapat-rapat umum yang dihadiri oleh rakyat. Atas dasar itu, Aristoteles membuat model komunikasi yang terdiri atas tiga unsur, yakni:

Sumber                Pesan                 Penerima
   
Model komunikasi yang dibuat Aristoteles belum menempatkan unsur media dalam proses komunikasi. Hal ini bisa dimengerti, karena retorika pada masa Aristoteles merupakan seni keterampilan komunikasi yang sangat popular. Media seperti surat kabar, radio, dan televise belum tersedia.
    Model komunikasi yang dibuat Aristoteles telah mempengaruhi Harold D. Laswell, yang kemudian membuat model komunikasi yang dikenal dengan formula Laswell.
   

        Tahun 1949, dua orang insinyur listrik Claude E. Shannon dan Warren Weaver, berhasil menerbitkan buku The Mathematical Theory of Communication atas dana Rockefeller Foundation. Kedua insinyur yang bekerja di laboratorium elektronik Bell ini, mencoba mendiskusikan sebuah model komunikasi yang nantinya banyak member pengaruh terhadap peneliti-peneliti komunikasi.
        Dalam studi yang mereka lakukan, kedua tokoh ini tertarik pada hal-hal yang berkaitan dengan pengiriman pesan melalui saluran-saluran elektronik seperti telepon dan radio dari segi teknik, mereka menanyakan berapa banyak signal (pesan) yang bisa dipancarkan pada titik maksimum secara cermat dan teliti. Juga ditanyakan seberapa banyak signal yang rusak karena gangguan selama proses pengiriman sampai kepada penerima.


Pada gambar menunjukkan proses komunikasi dimulai dari sumber yang menciptakan pesan, kemudian ditransmit melalui saluran kawat atau gelombang udara. Pesan ditangkap oleh pesawat penerima yang merekonstruksi kembali sinyal itu sampai kepada tujuannya (destination). Tujuan di sini adalah penerima yang menjadi sasaran pesan.
        Dalam proses komunikasi yang digambarkan Shannon, salah satu unsur yang cukup penting ialah gangguan (noise). Gangguan disini menunjukkan adanya rintangan yang terjadi pada saluran, sehingga menghasilkan pesan yang berbeda seperti yang di transmit oleh sumber. Misalnya suara gesekan diradio atau terlalu banyak bunyi yang bordering di telepon sehingga pendengar menerima pesan tidak sempurna.

Meski model matematik ini sebelumnya dinilai sebagai model komunikasi linear untuk keperluan jaringan telekomunikasi, tetapi makin lama makin diakui bahwa model ini dapat diterapkan dalam proses komunikasi antarmanusia (Miller dan Cherry dalam Schramm, 1971). Bahkan Johnson dan Klare (1961) mengakui bahwa model komunikasi yang dibuat oleh Shannon dan Weaver telah memberi motivasi dikalangan ilmuwan di bidang komunikasi dan juga ilmu sosial lainnya untuk merumuskan pemikiran mereka dalam bentuk model.

0 komentar:

Posting Komentar